Surveilans Epidemiologi
1. Definisi Surveilans Epidemiologi
Surveillans adalah proses pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangan.
Definisi lain secara lengkap menjelaskan bahwa Surveilans adalah suatu rangkaian proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau suatu peristiwa kesehatan.
Informasi yang dihasilkan berguna untuk perencanaan pelaksanaan dan penilaian program atau upaya kesehatan masyarakat. Data surveilan dapat dipakai untuk menentukan kebutuhan akan upaya kesehatan masyarakat atau menilai efektifitas dari
suatu program kesehatan masyarakat. Surveilans dipergunakan untuk mengetahui informasi yang up to date mengenai penyakit di masyarakat, informasinya berguna untuk:
Memonitor program yang sedang berjalan
Mengevaluasi hasil program
Sistim kewaspadaan dini (dengan form mingguan)
2. Manfaat Surveilans Epidemiologi
Suatu sistim surveilans dapat dianggap bermanfaat bila sistim tersebut :
1. Dapat mendeteksi tanda-tanda adanya perubahan kecenderungan dari suatu penyakit
2. Mendeteksi adanya KLB
3. Memperkirakan besarnya suatu kesakitan atau kematian yang berhubungan dengan masalah yang sedang diamati.
4. Merangsang penelitian, untuk menentukan suatu tindakan penanggulangan atau pencegahan
5. Mengidentifikasikan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian suatu penyakit
6. Memungkinkan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap tindakan penanggulangan
7. Mengawali upaya untuk meningkatkan tindakan-tindakan praktek klinis oleh petugas kesehatan yang terlibat dalam sistim surveilans.
3. Sumber Informasi (Laporan Penyakit)
Sumber informasi penyakit menular merupakan informasi “outcome” hubungan interaksi antara transmisi dan interaksi dengan agents penyakit, bahan berbahaya seperti pencemaran, radiasi dan lain sebagainya. Sumber informasi dapat diperoleh dari:
1. Lapangan atau yang bersifat community base
2. Dari institusi seperti Rumah Sakit dan Puskesmas (dari hasil pelayanan)
Mengenai validitas data, secara teoritis rumah sakit merupakan institusi yang dapat menjamin ketepatan diagnosa, mengingat tersedianya alat atau teknologi diagnostik yang lebih memadai. Namun seringkali tidak merefleksikan kondisi morbiditas suatu penyakit yang sedang terjadi atau melanda wilayah tertentu. Pada keadaan KLB biasanya informasi yang disampaikan berupa informasi kejadian penyakit saja. Timbulnya penyakit dalam kondisi tersebut kita harus memprediksi sumber penyakit maupun berbagai variabel faktor resiko kesehatan yang ada kaitannya dengan jenis kejadian penyakitnya, upaya ini merupakan upaya retrospektif (mencari faktor yang berperan dalam kejadian KLB serta mencari “causative agents” penyakitnya).
Informasi adanya kejadian KLB penyakit menular sangatlah penting untuk melibatkan banyak pihak dalam penanggulangan KLB yang terjadi. Namun informasi dapat juga tidak sampai karena dipengaruhi beberapa hal diantaranya:
1. Petugas tidak memahami data yang harus diinformasikan
2. Karena adanya kebijakan pimpinan untuk menanggulangi kejadian penyakit sendirian karena anggapan kalau terjadi KLB merupakan kegagalan program.
3. Karena alasan politis sehingga informasi KLB tidak di sampaikan.
4. Karena anggapan petugas bila dilaporkan adanya KLB akan merepotkan dan menambah beban tugas petugas.
5. Karena tidak tersedianya form W-1
6. Tidak tersedianya biaya untuk proses laporan KLB
7. Petugas mempunyai beban kerja rangkap Dan lain sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar